Yuk Nabung Saham
Yuk Nabung Saham. Sesekali berkunjunglah ke galery bursa di Gedung Bursa Efek Indonesia. Di sana, kita bisa melihat perjalaan sejarah bursa efek sejak zaman sebelum Indonesia merdeka, hingga bursa pada kondisi terakhir.
Ada toko souvenir yang menjual cendera mata, ada studio kanal televisi yang setiap hari kerja dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 18.00 meyiarkan berita-berita mengenai pasar modal dan bursa efek.
Ada pula Hall utama yang menunjukkan miniatur lantai perdagangan seperti yang digunakan dahulu, sebelum beralih ke perdagangan secara elektronik seperti saat ini.
Di dinding-dinding Hall utama tertera beberapa kutipan terkait dengan filosofi berinvestasi. Satu di antaranya adalah milik Warren Buffet, mpunya investasi. Beliau memang terkenal sebagai "investor tulen" yang menanamkan dananya dengan horizon jangka panjang.
Salah satu pemikirannya yang patut dikagumi adalah bahwa setelah membeli saham satu perusahaan di bursa, kita tidak perlu peduli kalau bursa efek kemudian tutup selama sepuluh tahun. Karena emang kita tidak perlu memedulikan pergerakan harga sahamnya untuk jangka pendek bahkan menengah.
Ya, kita peduli dengan kinerja perusahaan tersebut, ingat : kita adalah pemegang sahamnya tetapi bukan naik turunnya harga saham tersebut di bursa efek. Harus diakui, pemikiran-pemikiran seperti itulah yang menjadikannya sebagai orang terkaya kedua di dunia selama bertahun-tahun.
Kalau saat ini Warren Buffet melakukan pembelian saham sekaligus dalam jumlah sangat besar, dulunya dia adalah investor kecil juga, yang mulai berinvestasi dengan menyisihkan uang jajannya.
Membeli saham dalam jumlah kecil tetapi disertai dengan ketekunan dann kedisiplinan. Kita pun bisa melakukan itu, sebut lah strategi kita dengan nama Program Tabung Saham atau Share Saving Program.
Program ini sederhana dan fokus, tidak memusingkan kita untuk terus berpikir setiap kali hendak membeli saham apa.
Disiplin menabung membeli saham bulanan seperti ini dalam jangka panjang secara historis memperlihatkan imbal hasil yang lebih tinggi dan mengalahkan tingkat kenaikan harga barang dan jasa atau inflasi.
Tidak perlu menunggu lebih lama. Yuk Nabung Saham, sekarang juga !
Referensi :
Hogan, Nicky. 2018. Yuk Nabung Saham. Jakarta : Gramedia
Referensi :
Hogan, Nicky. 2018. Yuk Nabung Saham. Jakarta : Gramedia